Kamis, 28 Juni 2012

Apakah Masalah Timbul Di Bawah Yellowstone?

0 komentar


GeoWeek (Waspada, 26 Juli 2009)

Taman Nasional Yellowstone sudah lama dikenal keindahan dan keajaiban geologisnya. Hampir keseluruhan taman itu berada di kaldera kuno yang terjadi karena letusan sebuah gunung berapi raksasa (super volcano) lebih dari 600 juta tahun lalu.

Bukan Rahasia lagi bahwa geyser-geyser (air mancur panas), mata air panas dan kolam lumpur panas di taman itu mendapatkan enerjinya dari aktivitas geologi di bawah permukaan. Namun, rangkaian aktivitas gemba bumi belakangan ini memunculkan kekhawatiran bahwa Yellowstone mungkin telah siap meletus lagi, melemparkan puncaknya.

Bila peristiwa seperti itu terjadi, letusannya akan menjadi bencana besar, kira-kira 2.000 kali lebih kuat dibanding letusan gunung St Helens di Negara bagian Washington pada tahun 1980.

Tiga letusan zaman dulu dari gunung berapi raksasa Yellowstone menyemburkan muntahan ke hampir semua pelosok wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat. Letusannya masuk yang terbesar dalam sejarah bumi ini. Letusan-letusan itu terjadi 2 juta, 1,2 juta dan 600 ribu tahun lalu, menyebabkan banyak orang berspekulasi bahwa bencana serupa akan terulang.

Pada Desember 2008 serangkaian gempa bumi melanda daerah Yellowstone. Dalam minggu-minggu berikutnya lebih dari 500 getaran seismik terekam, memunculkan kekhawatiran bahwa letusan besar segera menyusul.

Namun, kebanyakan ahli geologi percaya, aktivitas seismik yang terjadi di Yeloowstone merupakan bagian dari natural cycle dan tidak menunjukkan akan terjadinya letusan besar dalam waktu dekat. Begitu pun, mereka semua percaya kalau pada suatu hari nanti Yellowstone akan meletus lagi.


Copyright © 2009 The New York Times Syndicate
 

Leave a Reply