GeoWeek (Waspada, 01 November 2009)
Hidrosfer,
juga dikenal sebagai “unsur air”, berinteraksi dengan semua unsur-unsur yang
lain karena bisa berubah ke dalam tiga bentuk: uap, cairan dan padat.
Samudera
menyimpan hampir semua (97 persen) kandungan air dalam hidrosfer. Dua persen
lagi tersimpan di kutub sebagai kantong-kantong es dan gletser.
Air
tanah dan air yang terperangkap di celah-celah bebatuan merupakan satu persen
dari total volume air. Air permukaan, yang ditemukan di rawa-rawa, sungai dan
danau, dan kelembaban di atmosfer merupakan sebagian kecil dari volume total
air di bumi.
Sirkulasi
air melalui unsur-unsur disebut siklus hidrologis. Siklus itu mendistribusikan
enerji dari satu unsur ke unsur lain melalui penguapan, pengembunan,
transpirasi dan presipitasi (embun dan hujan)
Air
menguap ke atmosfer, di mana uap kemudian mengalami kondensasi dan kembali ke
litosfer sebagai embun dan hujan. Tumbuh-tumbuhan menampung tetesan embun dan
menyimpan air melalui akarnya. Air menguap melalui daun, tunas dan bunga
(transpirasi) kembali ke atmosfer.
Presipitasi
juga memasok air permukaan dan mengganti air tanah melalui perembesan.
Siklusnya berulang dari waktu ke waktu dalam gerakan air dan enerji yang
konstan yang menjadi penggerak unsur keempat dan terakhir, biosfer.
Copyright © 2009 The New York Times Syndicate