GeoWeek (Waspada, 21 Pebruari 2010)
Investigasi
tempat kejadian perkara (TKP) dipopulerkan berbagai novel dan film drama seri
televisi. Teknologi DNA (deoxyribonucleic
acid / asam doeksiribonukleat) yang semakin maju dalam dua dekade terakhir,
sering memainkan peran kunci dalam kisah nyata selain juga pada cerita fiksi.
Serangga
sering membantu penyidik TKP memecahkan kasus pembunuhan dengan memberikan data
seperti kapan waktu kematian korban. Kini muncul untuk pertama kali, seekor
lintah masuk dalam daftar mahluk aneh yang terlibat dalam mengungkapkan
kejahatan.
National
Geographic melaporkan bahwa pada 2008 polisi di Australia berhasil membekuk
seorang tersangka perampokan bersenjata yang sudah tujuh tahun berlalu dengan
bantuan seekor lintah.
Lintah
itu dipungut dari TKP di Tasmania, tempat dua pria merampok seorang wanita
berusia 71 tahun di rumahnya. Penyidik mengambil darah dari lintah itu, dengan
harapan lintah itu terbawa ke TKP karena sedang menghisap darah salah seorang
pelaku kejahatan itu. Rumah korban berada di wilayah yang banyak pohon,
karenanya tak terlalu mengada-ada bila berharap lintah tersebut mungkin
menyimpan bukti penting.
Pada
2008 salah satu tersangka dari perampokan bersenjata yang terjadi pada 2001 itu
ditahan dalam kasus lain. Polisi mencatat profil DNA miliknya, dan penyidik
mencocokkannya dengan darah yang diambil dari lintah dalam kasus terdahulu.
Menghadapi bukti DNA yang diperoleh dari lintah, tersangka mengakui
kejahatannya.
Copyright © 2010 The New York Times Syndicate