GeoWeek (Waspada, 6 Desember 2009)
Puncak
Kilimanjaro tertutup salju abadi yang tersohor itu sedang kehilangan
mahkotanya. Saju di puncak tertinggi Afrika itu, yang dalam beberapa dekade
terakhir terus menyusut, berada dalam bahaya dan mungkin akan mencair.
Hampir
90 persen dari salju dan es yang menutupi puncak Kilimanjaro pada 1912 telah
menghilang. Tingkat kehilangannya semakin cepat, menyusut sampai 26 persen
dalam dekade terakhir.
Para
ilmuwan prihatin pada hilangnya es, memasang peralatan di puncak gunung pada
tahun 2000. Data dari peralatan itu dan observasi visual melalui foto udara
menunjukkan bahwa kedalaman dan luas es di puncak gunung itu menyusut dengan
tingkat yang sama.
Para
peneliti berbeda pendapat tentang penyebab melelehnya es belakangan ini.
Sebagian menyalahkan aktivitas manusia, boleh jadi pemanasan global menyebabkan
es berkurang pelan-pelan. Gunung-gunung di Himalaya dan daerah gletser di mana
pun di seluruh dunia juga mengalami kenaikan tingkat mencairnya.
Apa
pun alasan penyebab kemunduran, salju di Kilimanjaro berada dalam bahaya. Bila
kecenderungan sekarang berlanjut, es di puncak Kilimanjaro akan benar-benar
hilang dalam waktu 20 tahun.
Copyright © 2009 The New York Times Syndicate