GeoWeek (Waspada, 13 Desember 2009)
Teleskop
kembar di Observatorium Keck di puncak gunung berapi Mauna Kea di Hawaii
memegang rekor sebagai teleskop optik terbesar di dunia selama hampir dua
dekade. Keberadaannya di posisi di puncak tergeser beberapa bulan lalu, ketika
Gran Telescopio Canarias (GTC) masuk dalam daftar.
Berada
2.400 meter di atas permukaan laut di sebuah puncak di Kepulauan Canary, GTC
senilai AS$180 juta (Rp 1,7 triliun) itu dimiliki bersama oleh Spanyol, Mexico
dan Universitas Florida Amerika Serikat. Lensa cerminnya yang selebar 10,4
meter, yang merupakan gabungan cermin-cermin lebih kecil, hanya sedikit lebih
besar dibanding bukaan lensa selebar 10 meter yang dimiliki teleskop Keck.
Cermin
GTC sebenarnya merupakan susunan 36 lensa-lensa berbentuk segi enam
(heksagonal). Setiap cermin dikontrol secara terpisah dan bisa disesuaikan
dengan tingkat presisi sangat tinggi untuk menjadikan susunan lensa-lensa itu
bekerja bagaikan satu lensa utuh.
Sensor-sensor
yang dikendalikan komputer dan aktuator pada setiap bagian cermin bisa distel
ribuan kali dalam satu detik. Penyetelan itu memungkinkan ahli-ahli astronomi
mengoreksi efek kabur atmosfir agar bisa mengamati dengan jelas objek-objek
yang letaknya sangat jauh dari bumi, jaraknya bertahun-tahun cahaya.
Cermin
segi enam GTC berat totalnya mencapai ratusan ton. Cermin tunggal dengan ukuran
yang sama akan mudah rusak sehingga tidak bisa dipakai untuk melakukan
observasi.
Copyright © 2009 The New York Times Syndicate