GeoWeek (Kompas, 14 Maret 2010)
Sekitar
50 tahun lalu, 2 Februari 1960, empat warga kulit hitam Amerika yang merupakan
mahasiswa sebuah perguruan tinggi duduk di sebuah kedai makan siang di Gedung
Woolworth, Greensboro, NC. Mereka memesan donat beserta kopi. Namun, pelayan
menolak melayani mereka. Penolakan tersebut sama seperti yang terjadi di
berbagai fasilitas public lainnya di wilayah selatan Amerika, di mana warga
kulit hitam dilarang dilayani. Toh keempat mahasiswa itu menolak pergi dari
kedai makan itu.
Sikap
yang ditunjukkan mereka, yang kemudian dikenal sebagai “The Greenboro Four”
itu, menginspirasi gerakan “aksi duduk” yang kemudian terjadi diberbagai
wilayah di tenggara Amerika Serikat. Dalam waktu dua pekan, aksi duduk di
kedai-kedai makan siang terjadi di 15 kota. Pada bulan April, aksi duduk
menyebar ke 78 kota dan akhir tahun 1960 lebih dari 50.000 orang tergabung
dalam demontrasi menuntut persamaan hak. Aksi-aksi duduk tersebut mendorong
bergulirnya gerakan hak-hak sipil di AS dan berbagai aksi protes tanpa
kekerasan lainnya.
Pada
Januari 1961, delapan mahasiswa dan aktivis hak sipil dinyatakan bersalah oleh
pengadilan karena melakukan aksi duduk di sebuah kedai makan siang di Rock
Hill, SC. Mereka memilih dipenjara daripada harus membayar denda. Gerakan ini
pun menyulut gerakan “Jail, No Bail” di antara para mahasiswa. Aksi penjara ini
membuahkan simpati yang semakin besar terhadap gerakan hak-hak sipil dan
mengguncang sistem peradilan AS.
Sampai
saat ini, kedai makan siang di Greenboro tetap dipelihara keasliannya dan
dipamerkan di Museum dan Pusat Hak-hak Sipil yang berlokasi di Gedung FW
Woolworth, tempat aksi protes itu pertama kali terjadi tahun 1960.
Copyright © 2010 The New York Times Syndicate